Dampak Perkebunan Sawit Terhadap Masyarakat
Bisnis kelapa sawit adalah salah satu usaha yang jika dikelola dengan baik dan tepat akan mendatangkan untung yang besar. Kelapa sawit sendiri adalah tanaman yang buahnya dapat dikelola menjadi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi. Di Indonesia, CPO adalah salah satu penyumbang devisa negara terbesar dari sektor agribisnis. Indonesia memproduksi jutaan ton CPO setiap tahunnya. Dengan meningkatnya kebutuhan pasar serta menggiurkannya keuntungan dari bisnis maka sebagian orang tergoda dan berbondong-bondong mempelajari bagaimana cara membudidayakan tanaman palma ini.
Bicara tentang sawit tidak melulu tentang keuntungan yang dihasilkan, melainkan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia. Banyak pihak yang memuji karena perkebunan sawit membuka peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lumayan. Benar, para pekerja di perkebunan disebut-sebut menerima pembayaran upah yang cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Tapi, apakah hal ini menjamin bahwa sawit-sawit ini sudah cukup diterima di masyarakat awam yang tidak mengerti proses dan menjalankan bisnis ini? Apa pengaruh perkebunan sawit bagi masyarakat sendiri?
Kita tentu sudah pernah mendengar bahwa perkebunan sawit adalah salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar serta termasuk salah satu faktor kerusakan lingkungan. Pernyataan ini ditepis oleh pengelola perkebunan yang menyebutkan bahwa image buruk yang beredar di pasaran tentang sawit Indonesia adalah tidak benar dan merupakan black campaign bagi palm industry di tanah air. Mereka menganggap bahwa tudingan itu ditujukan kepada sawit-sawit di Indonesia karena dunia barat merasa tertekan dengan meningkatnya produksi CPO di tanah air. Tapi apakah hal ini merupakan pembelaan atau hanya ingin menepis kenyataan?
Ekspansi perkebunan kelapa sawit yang terjadi besar-besaran di Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang menjadi basis berkembangnya perkebunan seperti Sumatera dan Kalimantan. Banyak penduduk di dua pulau besar ini menilai bahwa deforestasi yang terjadi di wilayah mereka akibat adanya pembukaan lahan untuk perkebunan. Deforestasi ini dinilai dapat menghilangkan fungsi hutan serta merusak ekosistem dan keanekaragaman hayati yang ada akibat penggundulan. Padahal hal ini dapat disiasati dengan pengelolaan lingkungan dengan baik dengan tetap mengikuti standar pengelolaan yang tidak merusak lingkungan.
Kerusakan lingkungan sebenarnya disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia yang tidak dibarengi dengan penggunaan pupuk organik. Pupuk kimia cenderung menyuburkan pohon tapi tidak berpengaruh pada tanah. Sedangkan pupuk organik dibuat dari mikroorganisme dengan mengedepankan bioteknologi yang berfokus pada kesuburan tanah. Nah, salah satunya adalah pupuk Super MOAF® dari PT Propadu Konair Tarahubun (Plantation Key Technology/PKT). Sebagai pengembang pupuk organik, perusahaan teknologi sawit yang ramah lingkungan ini berkomitmen untuk menjaga kadar mineral pada tanah serta mengedepankan asas ramah lingkungan demi kelangsungan hidup masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di area kebun.
Dari sisi ekonomi, sawit ini sudah pasti mendatangkan keuntungan karena hasil produksi berupa minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) yang merupakan penyumbang devisa non-migas bagi Indonesia. Prospek CPO yang cerah mendorong pemerintah untuk terus melakukan perluasan areal perkebunan. Hal ini tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan yang sudah lebih dahulu menggeluti bisnis ini tetapi membuka peluang bagi perkebunan rakyat untuk membuktikan kualitas mereka tidak kalah saing dengan perusahaan sekelasnya.
Dalam perekonomian di Indonesia, CPO memegang peranan penting karena komoditas ini memiliki prospek yang cerah sebagai sumber devisa. Di samping itu, CPO adalah bahan baku minyak goreng untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari. Tidak hanya itu, CPO ini juga merupakan bahan baku pembuatan sabun, kosmetik hingga es krim. Beberapa keuntungan nyatanya adalah terbukanya lapangan pekerjaan sehingga mengurangi beban pengangguran yang selama ini menjadi PR penting bagi pemerintah. Jadi dampak sebenarnya tidak negatif ‘kan?
Sumber : http://manajemenperkebunansawit.com/dampak-perkebunan-sawit-bagi-masyarakat